Kisah ini, telalu sulit untuk logika. Terlalu menyakiti untuk hati. Tapi terlalu indah ketika aku melewatkannya. Sebelum bertemu dirimu, hidupku terasa indah, aku merasa spesial dan mempunyai arti. Setelah adanya dirimu, semua itu semakin nyata ku rasakan. Kau membuat hari-hariku begitu sempurna tak sesempurna selama aku jalani hidup selama ini. Dan aku sangat berharap waktu ini tak akan cepat berlalu, apapun itu.
Entah apa kesalahanku, semua seakan berubah dimataku. Saat ini, yang aku rasakan adalah penyesalan. Apa yang salah dari caraku menyayangimu? Apa yang salah dengan semua sikapku?
Aku dalam posisi bersamamu, menggandengmu, tapi aku seakan menggandengmu untuk menjemput kisah lain. Seakan kita sedang berjalan bersama, tapi didepan sana ada seseorang yang menunggumu. Dan aku hanya sekedar teman dalam perjalananmu.
Aku tak mengerti apa arti keseriusan dimatamu, dan apa arti permainan dimatamu. Tapi ketika aku tidak menyatakan cinta, bukan berarti aku hanya main-main. Rasa ini belum pantas dikatakan cinta, karena pada awalnya kau mengatakan “Sekarang ini, adanya aku dikehidupanmu bukan untuk cinta-cintaan, tapi aku ada untuk mendukungmu.”
Tapi sungguh, aku tak selalu bisa membohongi diriku ataupun dirimu. Aku punya rasa sayang itu, kuat. Jika biasanya rasa ini identik dengan rasa takut kehilangan, maka aku juga demikian.
Sekarang, adanya aku dihidupmu, aku rasa, adalah hanya sebuah makanan pembuka. Dan terkadang aku merasa ingin melupakan semua. Tapi masih terlalu awal dan aku tidak ingin menghapus rasa ini, setidaknya untuk saat ini ketika kamu masih mengijinkan aku untuk menikmati rasa ini padamu.
Terimakasih untuk sebuah tulisan ini yang bisa aku tulis karena adanya dirimu. Walau tak bisa ku bayangkan, ketika suatu saat nanti aku harus benar-benar menghapus semua yang aku rasakan padamu.
Terimakasih untuk semua pembelajaran, dan terimakasih untuk waktu indah hingga saat ini.